New Videos from Youtube

Jenis Vitamin B

Vitamin B memiliki 8 jenis, yaitu vitamin B1, B2, B3, B5, B6, B7, B9, dan B12. Kekurangan vitamin ini bisa menyebabkan berbagai penyakit. Itu sebabnya berbagai banyak multivitamin yang ada menyertakan variasi beberapa jenis vitamin B yang disebut vitamin B-kompleks. Berikut ini penjelasan mengenai jenis vitamin B.

  • Vitamin B1 (Tiamin)

    Fungsi: Mengubah zat karbohidrat dalam makanan menjadi energi.
    Kebutuhan: Wanita 1,1 mg; Pria 1,2 mg; Wanita hamil dan menyusui 1,4 mg.
    Sumber: Nasi, roti, sereal, tepung terigu, makanan laut seperti udang, kepiting atau kerang.
  • Vitamin B2 (Riboflavin)

    Fungsi: Menjaga kesehatan mata dan kulit.
    Kebutuhan: Wanita 1,1 mg; Pria 1,3 mg; Wanita menyusui 1,6 mg.
    Sumber: Susu, keju, ayam, brokoli, bayam, jamur.

Bahasa Arab merupakan bahasa yang unik. Ia berbeda dengan bahasa Inggris serta bahasa-bahasa asing yang lain. Tata bahasa yang digunakan relatif rumit. Ada ilmu Nahwu, Shorof, dan Balghah. Masing-masing disiplin tersebut mempunyai perbedaan signifikan, walaupun sama-sama ilmu bahasa Arab. Ilmu Nahwu lebih menekankan pada mabni ­dan mu’rob (menetukan harkat terkhir). Ilmu Shorof lebih menekankan pada shiyagul kalimat (perubahan bentuk kata). Sedangkan ilmu Balaghah cenderung mempelajari sastra Arab.Sementara itu, ada juga hal lain yang membedakan bahasa Arab dengan bahasa yang lain. Satu kata dalam bahasa Arab bisa dipecah menjadi beberapa kata yang berbeda arti dan makna serta kedudukannya. Ini sangat berbeda dengan bahasa Inggris. Kalau bahasa Inggris paling banter kata yang dapat dipecah dari bentuk dasar kata, kurang lebih lima bentuk kata. 

Ada beberapa nama yang bisa disebut sebagai tokoh Kitab Kuning Indonesia. Sebut misalnya, Syekh Nawawi Al-Bantani, Syekh Abdul Shamad Al-Palimbani, Syekh Yusuf Makasar, Syekh Syamsudin Sumatrani, Hamzah Fansuri, Nuruddin Al-Raniri, Sheikh Ihsan Al-Jampesi, dan Syekh Muhammad Mahfudz Al-Tirmasi. Mereka ini termasuk kelompok ulama yang diakui tidak hanya di kalangan pesantren di Indonesia, tapi juga di beberapa universitas di luar negeri. Dari beberapa tokoh tadi, nama Syekh Nawawi Al-Bantani boleh disebut sebagai tokoh utamanya. Ulama kelahiran Desa Tanara, Kecamatan Tirtayasa, Serang, Banten, Jawa Barat, 1813 ini layak menempati posisi itu karena hasil karyanya menjadi rujukan utama berbagai pesantren di tanah air, bahkan di luar negeri. Bernama lengkap Abu Abdullah al-Mu’thi Muhammad Nawawi bin Umar al-Tanari al-Bantani al-Jawi, Syekh Nawawi sejak kecil telah diarahkan ayahnya, KH. Umar bin Arabi menjadi seorang ulama. Setelah mendidik langsung putranya, KH. Umar yang sehari-harinya menjadi penghulu Kecamatan Tanara menyerahkan Nawawi kepada KH. Sahal, ulama terkenal di Banten. Usai dari Banten, Nawawi melanjutkan pendidikannya kepada ulama besar Purwakarta Kyai Yusuf. Ketika berusia 15 tahun bersama dua orang saudaranya, Nawawi pergi ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji. Tapi, setelah musim haji usai, ia tidak langsung kembali ke tanah air. Dorongan menuntut ilmu menyebabkan ia bertahan di Kota Suci Mekkah untuk menimba ilmu kepada ulama-ulama besar kelahiran Indonesia dan negeri lainnya, seperti Imam Masjidil Haram Syekh Ahmad Khatib Sambas, Abdul Ghani Bima, Yusuf Sumbulaweni, Syekh Nahrawi, Syekh Ahmad Dimyati, Ahmad Zaini Dahlan, Muhammad Khatib Hambali, dan Syekh Abdul Hamid Daghestani. Tiga tahun lamanya ia menggali ilmu dari ulama-ulama Mekkah. Setelah merasa bekal ilmunya cukup, segeralah ia kembali ke tanah air. Ia lalu mengajar dipesantren ayahnya. Namun, kondisi tanah air agaknya tidak menguntungkan pengembangan ilmunya. Saat itu, hampir semua ulama Islam mendapat tekanan dari penjajah Belanda. Keadaan itu tidak menyenangkan hati Nawawi. Lagi pula, keinginannya menuntut ilmu di negeri yang telah menarik hatinya, begitu berkobar. Akhirnya, kembalilah Syekh Nawawi ke Tanah Suci. Kecerdasan dan ketekunannya mengantarkan ia menjadi salah satu murid yang terpandang di Masjidil Haram. Ketika Syekh Ahmad Khatib Sambas uzur menjadi Imam Masjidil Haram, Nawawi ditunjuk menggantikannya. Sejak saat itulah ia menjadi Imam Masjidil Haram dengan panggilan Syekh Nawawi al-Jawi. Selain menjadi Imam Masjid, ia juga mengajar dan menyelenggarakan halaqah (diskusi ilmiah) bagi murid-muridnya yang datang dari berbagai belahan dunia. Laporan Snouck Hurgronje, orientalis yang pernah mengunjungi Mekkah ditahun 1884-1885 menyebut, Syekh Nawawi setiap harinya sejak pukul 07.30 hingga 12.00 memberikan tiga perkuliahan sesuai dengan kebutuhan jumlah muridnya. Di antara muridnya yang berasal dari Indonesia adalah KH. Kholil Madura, K.H. Asnawi Kudus, K.H. Tubagus Bakri, KH. Arsyad Thawil dari Banten dan KH. Hasyim Asy’ari dari Jombang. Mereka inilah yang kemudian hari menjadi ulama-ulama terkenal di tanah air. Sejak 15 tahun sebelum kewafatannya, Syekh Nawawi sangat giat dalam menulis buku. Akibatnya, ia tidak memiliki waktu lagi untuk mengajar. Ia termasuk penulis yang produktif dalam melahirkan kitab-kitab mengenai berbagai persoalan agama. Paling tidak 34 karya Syekh Nawawi tercatat dalam Dictionary of Arabic Printed Books karya Yusuf Alias Sarkis. Beberapa kalangan lainnya malah menyebut karya-karyanya mencapai lebih dari 100 judul, meliputi berbagai disiplin ilmu, seperti tauhid, ilmu kalam, sejarah, syari’ah, tafsir, dan lainnya. Di antara buku yang ditulisnya dan mu’tabar (diakui secara luas–Red) seperti Tafsir Marah Labid, Atsimar al-Yaniah fi Ar-Riyadah al-Badiah, Nurazh Sullam, al-Futuhat al-Madaniyah, Tafsir Al-Munir, Tanqih Al-Qoul, Fath Majid, Sullam Munajah, Nihayah Zein, Salalim Al-Fudhala, Bidayah Al-Hidayah, Al-Ibriz Al-Daani, Bugyah Al-Awwam, Futuhus Samad, dan al-Aqdhu Tsamin. Sebagian karyanya tersebut juga diterbitkan di Timur Tengah. Dengan kiprah dan karya-karyanya ini, menempatkan dirinya sebagai Sayyid Ulama Hijaz hingga sekarang. Dikenal sebagai ulama dan pemikir yang memiliki pandangan dan pendirian yang khas, Syekh Nawawi amat konsisten dan berkomitmen kuat bagi perjuangan umat Islam. Namun demikian, dalam menghadapi pemerintahan kolonial Hindia Belanda, ia memiliki caranya tersendiri. Syekh Nawawi misalnya, tidak agresif dan reaksioner dalam menghadapi kaum penjajah. Tapi, itu tak berarti ia kooperatif dengan mereka. Syekh Nawawi tetap menentang keras kerjasama dengan kolonial dalam bentuk apapun. Ia lebih suka memberikan perhatian kepada dunia ilmu dan para anak didiknya serta aktivitas dalam rangka menegakkan kebenaran dan agama Allah SWT. Dalam bidang syari’at Islamiyah, Syekh Nawawi mendasarkan pandangannya pada dua sumber inti Islam, Alquran dan Al-Hadis, selain jugaijma’ dan qiyas. Empat pijakan ini seperti yang dipakai pendiri Mazhab Syafi’iyyah, yakni Imam Syafi’i. Mengenai ijtihad dan taklid(mengikuti salah satu ajaran), Syekh Nawawi berpendapat, bahwa yang termasuk mujtahid (ahli ijtihad) mutlak adalah Imam Syafi’i, Hanafi, Hanbali, dan Maliki. Bagi keempat ulama itu, katanya, haram bertaklid, sementara selain mereka wajib bertaklid kepada salah satu keempat imam mazhab tersebut. Pandangannya ini mungkin agak berbeda dengan kebanyakan ulama yang menilai pintu ijtihad tetaplah terbuka lebar sepanjang masa. Barangkali, bila dalam soal mazhab fikih, memang keempat ulama itulah yang patut diikuti umat Islam kini. Apapun, umat Islam patut bersyukur pernah memiliki ulama dan guru besar keagamaan seperti Syekh Nawawi Al-Bantani. Kini, tahun haul (ulang tahun wafatnya) diperingati puluhan ribu orang di Tanara, Banten, setiap tahunnya. Syekh Nawawi al-Bantani wafat dalam usia 84 tahun di Syeib A’li, sebuah kawasan di pinggiran kota Mekkah, pada 25 Syawal 1314H/1879 M. Bersambung ke bagian 2
Bisa Dilihat di Klik

Pada saat kreativitas menjadi suatu istilah yang populer bagi para guru, konsep pembaharuan dan penyegaran yang disampaikan selalu menjadi dasar dari pengajaran yang baik. Kreativitas harus menjadi pengalaman yang hidup dari seorang guru yang hidupnya telah dijamah Juruselamat dan diarahkan oleh Roh Kudus. Jika denyut kehidupan menembus pikiran kita, maka efek dari kreativitas harus terlihat pada saat mempersiapkan dan menyampaikan pelajaran.
DEFINISI MENGAJAR YANG KREATIF
Meresponi Tantangan
Ada banyak tantangan dalam berbagai kenyataan hidup yang sama besarnya dengan mengajar di kelas. Tantangan ini kemudian diperluas ke dalam konteks pengajaran Kristen. Tujuan penginjilan, pertumbuhan orang Kristen, pelatihan pelayanan, dan perilaku yang serupa dengan Kristus secara terus-menerus membutuhkan pendekatan dan respon yang segar. Suatu respon kreatif terhadap tantangan bisa berupa rencana prosedur yang baru, cara baru untuk menarik minat setiap murid, pengorganisasian masalah yang lebih baik, atau metode pengajaran yang lebih bervariasi.
Terus Mengembangkan Ide-ide
Kreativitas mungkin didefinisikan sebagai suatu kualitas dimana guru harus mengembangkan ide-ide yang baru dan imajinatif dalam mengajar. Sebenarnya, ide-ide yang diucapkan atau divisualisasikan dalam kegiatan di kelas dapat menjadi sedinamis dan sepenting ide-ide yang dihasilkan oleh para seniman atau musisi. Guru yang memberikan pandangan dan pendekatan baru pada suasana belajar mengajar adalah seorang seniman yang sesungguhnya.
Kegunaan Imajinasi
Imajinasi biasanya diasosiasikan dengan kegiatan bercerita dalam pendidikan Kristen. Namun, imajinasi yang didedikasikan mendapat tempat di semua aspek pengajaran. Misalnya, guru yang di kelas junior dapat memvisualisasikan singa dalam cerita Daniel atau forum Roma dalam diskusi untuk kelas remaja akan menambah suatu dimensi yang kreatif dalam cara mengajarnya. Dengan melihat tulisan Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi pada saat ia dipenjara di Roma, kita mendapat prospektif baru untuk mempelajari kitab tersebut. Berdasarkan fakta-fakta yang alkitabiah, imajinasi memberi daya tarik dan kehidupan dalam pelajaran-pelajaran yang alkitabiah.
Mungkin, ada beberapa orang yang merasa bahwa penggunaan imajinasi tergantung pada kemampuan mereka. Namun, ada dorongan yang kuat pada kemungkinan mengembangkan kekreativitasan imajinasi. Dr. Ralph J. Hallman menyatakan:
"...kreativitas dapat diajarkan. Kreativitas dapat diajarkan karena proses untuk menjadi kreatif adalah proses mengembangkan seseorang untuk menjadi suatu pribadi. Ini adalah proses yang tidak terikat rantai kebiasaan, rutinitas, dan tekanan. Proses ini adalah proses membentuk lingkungan seseorang, atau secara produktif menghubungkan seseorang dengan orang lain; ini adalah proses mengidentifikasi seseorang dan mendefinisikan keberadaan seseorang itu sendiri. Ini adalah pusat masalah kekreativitasan dan juga pendidikan."
PENERAPAN KREATIVITAS
Kreativitas tetap menjadi suatu konsep yang abstrak jika tidak diterapkan dalam prosedur di kelas. Berikut ini saran-saran dari prinsip-prinsip penerapan.
Kreatif dalam Metode
Kreativitas dalam metode dapat diterapkan dalam berbagai hal namun semuanya itu berarti keanekaragaman. Guru yang kreatif akan membiarkan dirinya menjadi mirip dengan metode pengajarannya. Metode yang digunakannya akan bervariasi. Ia akan menggabungkan metode- metode yang ada. Ia akan mengenalkan cara-cara berkomunikasi yang sebelumnya belum pernah digunakan dan ia akan mencarinya dengan membaca, bertemu dengan orang lain, dan melakukan percobaan agar cara mengajarnya tetap segar dan hidup.
Kreatif dalam Fasilitas Ruangan
Tampilan fisik ruang kelas memberikan kesempatan untuk berkreativitas. Contohnya, penggunaan lingkaran, setengah lingkaran, kelompok kecil, atau mungkin menyingkirkan seluruh meja dan kursi di beberapa kelompok anak mungkin bisa memberikan suatu sentuhan kreativitas terhadap setting ruang kelas tersebut. Ini mungkin dapat mengubah perilaku anak di dalam kelas pada saat mengikuti pelajaran. Demikian pula dengan penggunaan gambar-gambar, majalah dinding, dan cat-cat yang berwarna segar yang juga memberikan kesempatan berkreasi yang potensial.
Kreatif dalam Memberikan Tugas
Banyak orang yang akan memperdebatkan tentang keuntungan memberi tugas kepada murid untuk menyiapkan pelajaran melalui beberapa jenis cara belajar di luar sekolah. Namun, ada masalah yang sangat penting tentang bagaimana belajar di luar sekolah itu dapat dimotivasikan dalam pengajaran di gereja. Ada tantangan untuk guru yang kreatif. Ia tidak puas dengan "membaca bab dalam buku", tetapi ia akan mencoba untuk membangun motivasi dan keinginan dari dalam.
KUALITAS GURU YANG KREATIF
Setiap orang tidak memiliki tingkat kreativitas yang sama meskipun hampir setiap orang memiliki kemampuan tersebut. Di samping ada suatu hubungan yang erat antara kekreativitasan yang tinggi dan kepandaian yang di atas rata-rata, kepandaian bukanlah hal yang penting dalam kreativitas. Kreativitas memiliki beberapa syarat yang umum, yaitu:
Antusiasme
Antusiasme tidak dapat disamakan dengan kegaduhan atau kegiatan fisik saja. Bagi guru Kristen kreativitas berarti mengutamakan hubungan yang dinamis dengan Tuhan dan firman-Nya. Dari hubungan ini muncullah antusiasme terhadap pengajarannya dan minat yang disalurkan dalam kehendak Tuhan.
Keterbukaan Pikiran
Orang yang benar-benar kreatif memiliki keterbukaan pikiran terhadap pengalaman. Ia tidak mengartikan setiap pernyataan dan tindakan murid-muridnya dengan cepat menarik kesimpulan. Ia memahami kegagalan-kegagalan yang kadang-kadang dilakukan oleh orang lain ketika mencari penerapan yang tepat terhadap kebenaran Allah. Ia mencari pemecahan yang baru terhadap masalah lama. Ia menghubungkan prinsip-prinsip lama dengan masalah-masalah baru dengan menggunakan cara-cara yang baru dan dengan penekanan-penekanan baru. Ia menerapkan kebijaksanaan pada masa lalu untuk menantang masa depan dengan suatu keinginan untuk mendengarkan orang lain dan membantu mereka dalam menemukan jawaban atas apa yang mereka cari.
Kepekaan
Orang yang kreatif, baik itu seniman, musisi, maupun guru, adalah orang yang peka terhadap sekelilingnya. Ia pengamat suara, warna, orang, dan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari- hari di sekeliling kita. Kembali, ini adalah suatu kemampuan yang dapat digali oleh guru yang ingin meningkatkan kekuatan kreativitasnya.
Pertumbuhan Pribadi
Proses pertumbuhan bagi orang Kristen berlangsung terus-menerus, begitu pula dengan proses belajar bagi seorang guru. Selalu ada waktu bagi guru Kristen untuk mengetahui semua yang diperlukan untuk mengenal murid-muridnya. Guru yang berdedikasi terus bertumbuh kemampuannya, dan potensi kekreativitasannya bertumbuh bersamanya.
MEMBANGUN KEKREATIVITASAN
Latihan-latihan yang dapat meningkatkan kekreativitasan guru harus dilakukan secara rutin. Perhatikan beberapa latihan berikut ini:
Mengembangkan Program Membaca yang Baik
Seseorang dapat meningkatkan kreativitasnya melalui kosakata dan pola pikir yang dikembangkan dengan membaca yang kreatif. Membaca yang baik melibatkan metode dan isi. Menggarisbawahi, mencatat, dan metode-metode lain untuk mengingat apa yang dibaca mengakibatkan berbagai macam keefektivan dalam membaca. Untuk bacaan yang berisi, pilihlah buku-buku yang memberikan dorongan untuk mengajar, demikian pula dengan terus membaca bahan-bahan Kristen secara berkala.
Terapkan Teknik Pemecahan Masalah
Orang yang kreatif mencari cara-cara yang membangun untuk mendekati dan mengatasi masalah. Pendekatan pemecahan masalah yang baik biasanya dengan memfokuskan pada permasalahan, memberikan solusi- solusi, mengevaluasi solusi, memilih solusi yang terbaik, dan melaksanakannya dengan dasar percobaan.
Menggunakan Pendekatan "Brainstorming"
Kuantitas sering memberikan dasar bagi kualitas. Sebagai seorang guru, baik sendiri maupun dengan orang lain, daftarlah semua ide-ide yang muncul secara spontan dan tiba-tiba pada suatu subjek khusus, dengan demikian Anda melatih kemampuan mental. Kemudian, karena Anda dapat menyelami sumber dari berbagai macam ide dari pertanyaan yang diberikan, Anda memiliki bidang yang lebih luas untuk dikerjakan daripada hanya mempelajari hal-hal biasa.
Lakukan Penilaian yang Berbeda
Menunggu menilai suatu ide sampai ide tersebut menerima masukan menciptakan suasana yang sehat untuk menghasilkan ide-ide lainnya. Guru yang kreatif adalah guru yang mendengarkan ide-ide tanpa menghiraukan pendapat atau reaksi-reaksinya sendiri. Ia tidak pernah menutup pikirannya sendiri dengan dasar bahwa ide-idenya tidak berarti atau tidak berguna. Akhirnya, tentu saja nilai dari ide-ide tersebut harus ditentukan, tetapi mereka terlebih dahulu harus bereaksi yang sewajarnya.
MENDORONG KEKREATIVITASAN MURID-MURID
Guru yang memperhatikan kemungkinan untuk berkreativitas biasanya ingin mengembangkan kreativitas murid-muridnya. Ia ingin mendorong ide-ide yang imajinatif dan baru dan pada akhirnya menyuruh murid- muridnya untuk dapat memecahkan masalah mereka sendiri melalui penerapan yang tepat dari prinsip-prinsip firman Allah. Beberapa kualitas harus menjadi ciri dari suasana pengajaran jika kreativitas yang demikian akan dikembangkan pada murid-murid.
Perhatian (empati) sebagai Bagian dari Seorang Guru
Cobalah untuk melihat berbagai hal dari sudut pandang seorang murid. Sebuah pepatah kuno Indian mengatakan bahwa tidak ada Indian yang berani memberikan komentar tentang perilaku saudara laki-lakinya sampai ia dapat menghidupi dirinya sendiri setidaknya selama satu minggu. Guru yang akan membantu murid-muridnya bertumbuh harus tahu beberapa masalah di rumah dan kesulitan-kesulitan murid-muridnya, demikian pula dengan memahami ciri-ciri kelompok usia anak tersebut.
Keragaman Suasana dalam Mengajar
Seperti yang telah disebutkan, keragaman adalah salah satu ciri-ciri yang dapat diteliti untuk dapat mengajar dengan kreatif. Guru yang akan mengendalikan murid-muridnya tidak dapat hanya memberikan catatan yang sama atau menggunakan pendekatan yang sama selama berminggu-minggu. Harus ada perubahan, harus ada penyegaran situasi di dalam kelas.
Toleransi dalam Kegiatan Kelas
Pertumbuhan kreativitas murid didorong oleh suasana kelas yang mengizinkan terjadinya kesalahan. Guru yang bijaksana senang memimpin murid-muridnya untuk membetulkan pemikiran mereka daripada tiba-tiba dengan kasar memotong diskusi yang tidak sepenuhnya benar. Proses belajar yang kooperatif terjadi bila guru tidak mendominasi atau menghambat kegiatan kelas, guru mengembangkan minat dan inisiatif murid-murid.
Penilaian Murid-murid
Murid harus diajari bagaimana menilai ide-ide dan membangun nilai- nilai yang benar. Hal ini melibatkan pandangan yang benar tentang tekanan kelompok teman sebaya dan pemahaman terhadap penerapan Alkitab dalam kehidupan sehari-hari. Akhirnya, murid-murid harus membangun pola hidup mereka sendiri dan membuat keputusan-keputusan yang mandiri. Dalam hal ini, poin penting yang harus disampaikan guru adalah dengan mengajar yang kreatif yang memperkenalkan situasi kehidupan nyata dan membimbing murid-murid kepada solusi-solusinya sendiri yang alkitabiah. Dalam proses ini guru dengan kesediaan dan pertemuan-pertemuannya melayani sebagai suatu sumber hidup. Guru juga mendorong penggunaan semua materi-materi yang berguna. (T/Ra)

Sumber : http://lead.sabda.org/mengajar_yang_kreatif_0

;;
">See all videos'); document.write('

?max-results=10">Video Category 2

'); document.write(" ?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts1\"><\/script>");
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Belajar Kita Belajar - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger