Belajar Kita Belajar

MANAJEMEN PENDIDIKAN

Menejemen pendidikan merupakan proses pengembangan kegiatan kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, yang mencakup perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan suatu proses untuk menjadi visi menjadi aksi.
Menejemen pendidikan dalam ar ti seluas-luasnya adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana menata sumberdaya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara pruduktuf dan bagaimana menciptakan suasana yang baik bagi masyarakatyang turut serta di dalam mencapai yang telah disepakati bersama ( Engkoswara).
Menejemen pendidikan pada hakekatnya menyangkut tujuan, manusia yang melakukan kerjasama, proses sistematik, serta sumber-sumber yang didayagunakan.
Menejemen pendidikan merupakan cabang ilmu menejemen yang mempelajari penetaan sumber-sumber dan daya manusia, kurikulum, fasilitas, sumber belajar dan dana, serta upaya mencapai ujuan lembaga secara dinamis.

PROSES MENEJEMEN PENDIDIKAN.
Proses menejemen pendidikan memerlukan berbagai pendekatan sistem dan pendekatan terpadu. Pendekatan sistem terpadu mempelajari manajemen dari sudut sistem, sub sistem dan komponen sistem, dengan penekanan pada interakasi anatara komponen di dalamnya.
Sedangkan pendekatan manajemen terpadu dilandasi oleh norma dan keadaan yang berlaku, menelaah kemasa silam, serta berorientasi ke masa depan secara cermat, yang melibatkan dimensi serta ditunjang oleh konsep pengelolaan partisifasif, yang memiliki dimensi konteks, tujuan dan lingkungan.





PARADIGMA MANAJEMEN PENDIDIKAN.
Sedikitnya terdapat enam permasalahan yang harus diantisipasi pada paradigma baru menajemen pendidikan dalam konteks ekonomi daerah, yaitu : kepentingan nasional, mutu pendidikan, efisiensi pengelolaan, perluasaan dan pemerataan serta masyarakat dan akintabilitas. (Fiske : 1996, Nurhadi: 1999, Satori : 1999).
Dalam paradigma baru manajemen pendidikan ini, melukiskan fungsi-fungsi pendidikan yang didesentralisasikan ke sekolah, sebagai berikut :



o aaaa
1. Perencanaan & Evaluasi
Dalam paradigma baru menejemen pendidikan, sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan perencanaan sesual dengan kebutuhannya.
Sekolah juga memeiliki kewenangan untuk melakukan evaluasi secara internal untuk memantau proses pelaksanaan dan hasil program-program yang telah dilaksanakan.
2. Kurikulum.
Kurikulum yang dibuat oleh pemerintah pusat merupakan standar yang berlaku secara nasional. Dalam implementasinya, daerah dan sekolah diberi kewenangan untuk mengembangkan silabus, namun tetap berada dalam koridor isi kurikulum yang berlaku secar a nasional.
3. Pembelajaran.
Pembelajaran merupakan kegiatan utama sekolah, yang dalam pelaksanaannya sekolah diberi kebebasan memilih strategi, pendekatan, metode, dan ntekhnik pembelajaran yang efektif sesual dengan karakter mata pelajaran, peserta didik, guru, serta kondisi nyata sumber daya yang tersedia dan siap didayagunakan disekolah.
4. Keterangan
Pengelolaan keterangan mulai dari analisis kebutuha, perencanaan, rekrutmen, pengembangan hadiah dan sanksi.
5. Fasilitas
Pengelolaan fasilitas yang mencakup pengadaan, pemeliharaan, perbaikan dan pengembangan merupakan kewenagan sekolah.
6. Keuangan
Pengeloalan keuangan, terutama pengalokasian dan penggunaan uang sepantasnya dilakukan oleh sekolah dibawah pimpinan dan koordinasi kepala sekolah. Hal ini perlu dilakuakan karena sekolah yang peling memahami kebutuhannya.
7. Kepersertadidikan
Pengelolaan kepersertadidikan di mulai dari penerimaan, pengembangan, pembinaa, pembimbingan, penempatan untuk melanjutkan sekolah memasuki dunia kerja hingga sampai pada perguruan alumni.
8. Hubungan sekolah dengan masyarakat.
Dalam alam demokrasi, masyarakat merupakan patner sekolah dalam melaksanakan pendidikan dan pembelajaran, karena sekolah merupakan bagian integral dari masyarkat.
9. Iklim sekolah.
Iklim sekolah yang kondusif – akademik baik fisik maupun nonfisik merupakan landasan bagi penyelenggaraan pembelajaran yang efektif dan produktif.